Bahagia=Memahami diri
Pertama saya
akan mengajukan satu pertanyaan untuk diri saya sendiri dan pembaca, apakah
didunia ini orang mencari bahagia? Iya tentu, lalu apa penyebab kebahagiaan itu
timbul ? apakah perkara yang menyenangkan?, bisa jadi. Apakah ketika kita dapat
menyelesaikan masalah?, bisa jadi juga. Apakah bahagia berarti ketenangan dalam
menjalani hidup? 9 dari 10 orang akan menjawab Exactly (tepat sekali)
Jadi saya
boleh tarik kesimpulan bahwa titik dimana seorang memperoleh kebahagiaan adalah
ketika ia berada pada ketenangan. Dan sebaliknya jika kemudian orang tidak
berada pada titik ketenangan itu berarti ia tidak merasakan suatu kebahagiaan.
Lalu seberapa
penting suatu kebahagiaan ? mengapa begitu didambakan dan diidam-idamkan?
Karena ketika
kita tenggelam dalam kebahagiaan kita akan sukar untuk mengingat kesalahan yang
pernah kita buat. Dalam kebahagiaan kita lebih menikmati apa yang sedang
dialami saat itu. iyaa kan..
Tetapi akan lain
halnya ketika kita tidak dalam keadaan bahagia, kita cenderung mudah untuk
mengingat atau menyesali keputusan yang kemaren kita ambil. Bagaimana tidak,
kita hidup saat ini, itu tidak akan pernah lepas dari dampak atau konsekuensi dari
keputusan kita yang kemaren kita ambil. Dari sinilah seseorang dapat menerima
secara logis bahwa ia butuh kebahagiaan. Menurut saya kebahagian itu bagaikan
opium yang membuat kita lupa akan hal-hal yang ber-energi negative.
Kita loncat
dulu pada fenomena saat ini ;
akhir –
akhir ini kita dihadapkan dengan sebuah penyakit yang di sebabkan oleh virus
corona. Rumornya virus corona sangat berbahaya bagi jiwa seorang, ia juga
merampas ketenangan dengan memproduksi ketakutan. Namun, sudahkah kita sadari
bahwa ada penyakit yang lebih mematikan daripada yang di sebabkan oleh corona.
Kita tahu dampak terparah dari corona adalah kematian (mengenaskan). Tetapi
saya katakan sekali lagi, pernahkah kita sadari, bahwa corona hanya menyebabkan
kematian bukan menyebabkan seseorang menginginkan kematian. Iya benar…..
Saya
menyebutnya virus bunuh diri. Yaitu virus yang menyerang pada psikologis seseorang,
virus yang timbul akibat sukar memahami diri, memahami rasa yang dibutuh oleh
hati :v hahaa
Terang sekali
sudah saudara, telah saya tuliskan sebelumnya, bahwa otak kadang tak mampu mengakomodir dan
me-rasionalisasikan upaya-upaya untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang kita
hadapi. Maka ketika hati berbicara, otak yang sudah frustasi harus diam dan menerima,
karena jika kita paksakan pikiran kita akan negative jalannya. Berakibat menyalahkan
diri sendiri, putus asa, strees, depresi dsb.
Jaman sekarang orang hanya harus berani hidup, berani mati sudah menjadi usang dan tak revelan. Kita sudah tidak sedang jaman penjajahan kala itu, kita ini dijaman ber-imaji yang harus perang melawan diri. Sah-sah saja orang merasa salah, sah-sah saja orang menyesali kesalahan, namun sebelum itu orang harus menyiapkan energi positif terlebih dahulu, yaa.. motivasi untuk menyelesaikan masalah motivasi yang mengentaskan diri dari lubang keputusasaan.
Saya teringat sebuah cerita tentang pembunuh di new york, ia bernama crowley ia dijuluki si (dua sejata) singkat cerita crowley ini adalah kriminal paling berbahaya yang pernah tercatat dalam sejarah di new york. "dia akan membunuh hanya karena jatuhnya sehelai bulu"
lalu bagaimana crowley memandang dirinya sendiri? kita simpan pertanyaan itu,, pernah suatu ketika apartemennya diberondong oleh polisi. Tatkala polisi memberondong apartemennya crowley menulis sepucuk surat yang ditujukan untuk "yang berkepentingan" ia menulis dalam suratnya (hehe ini termasuk kata-kata kesukaan saya)
" di balik pakaian saya ada sebuah hati yang letih, tetapi sebuah hati yang baik - yang tidak tega melukai siapapun.". dalam waktu yang lain crowley membunuh seorang polisi hanya karena polisi menanyakan surat izin mengemudinya, crowley tanpa kata langsung menembakan pelurunya ke polisi, kemudian ia mengambil pistol polisi tersebut dan menembakan satu butir peluru lagi ke tubuh tidak berdaya itu(sambil berkata dalam hatinya seperti isi suratnya)
singkat cerita crowley akan dihukum mati, namun berbeda dengan yang lainnya, dalam hatinya crowley tidak berkata "ini hukuman akibat aku membunuh orang lain" tetapi ia berkata "ini adalah hal yang harus aku terima, sebab membela diri sendiri".. dari cerita ini saya simpulkan bahwa ada perlajaran yang musti kita ambil hikmahnya.
pertama, saat kita berada pada posisi terburuk kita, maka kita hanya perlu sedikit tidak tega untuk menyalahkan diri sendiri
kedua, kritik dan penilaian itu datang dari luar dan itu wajar, sebisa mungkin kita menyiapkan energi positif untuk diri kita sendiri agar dapat kuat menerima apapun yang datang dari luar
ketiga, bangunlah sebuah prinsip dan lakukan prinsip itu, crowley dia bukan contoh, ia berprinsip tidak tega tetapi dalam tindakannya iya kejam.
keempat, mari berfikir, kita tidak sendirian hidup itu harus dijalani, hidup rukun berdampingan gotong royong karena bahagia itu lebih mudah dicapai bersama, bersama keluarga dan teman... :) jangan lupa ucapkan “terimakasih diri telah berjuang hingga kini”, selamat pagi... semoga bahagia menyertai para tamu pembaca.
rik,
Pasuruan, Maret 2020
Komentar
Posting Komentar
Ayo Komentar :)